Deadpool, tokoh anti-hero Marvel yang paling kocak, tengil, nyeleneh, tak senonoh, dan sadar bahwa dirinya tokoh komik--barusan kembali ke layar kaca dalam sekuel berjudul Deadpool 2.
Dan paragraf pembuka postingan ini benar-benar FLAT, njir.
Tapi tenang aja. Kalau kamu pecinta Deadpool sejati, pecinta X-Men, paham pop culture, dan kenal betul dunia Marvel beserta dunia sinematiknya serta situasi di balik layar antara studio-studio Hollywood yang menggarap film superhero--dijamin nggak bakal FLAT waktu nonton Deadpool 2 ini.
Kadang ada semacam kepercayaan bahwa film yang bagus biasanya sekuelnya bakal jelek. Well, meskipun masalah bagus dan jelek itu subjektif, tapi saya tetap akan dengan pede mengatakan bahwa Deadpool 2 ini lebih menarik dari film pertamanya (saya gunakan kata 'menarik' alih-alih 'bagus' karena yang lebih menarik bisa jadi tidak lebih bagus dan pilihan kata itu mungkin akan terasa lebih cair bagi sebagian orang yang kurang sependapat dengan saya--atau bisa saja saya salah, tapi saya perlu mengakhiri catatan dalam kurung ini, astaga).
Berikut beberapa hal yang menurut saya membuat Deadpool 2 lebih menarik, enjoyable dan berkesan dari film pertamanya.
1. Lazy writing is not a lazy writing if you do it intentionally, because... well, META.
Baik di trailer maupun di filmnya, Deadpool sendiri menyebut film penulisan Deadpool 2 ini penulisan malas. Bukan seluruhnya, tapi menurut saya di beberapa bagian yang berhubungan dengan plot. Kenapa? Karena cerita Deadpool 2 ini sebenernya complicated. Ada tokoh Cable yang datang dari masa depan untuk membunuh mutan muda yang di masa depan nanti bakal jadi villain.
Pertama, beberapa orang bilang ide cerita yang diangkat nggak baru. Mirip "Terminator" lah, "Looper" lah... padahal background story-nya Cable di komik memang gitu sih. Dia seorang time traveler yang kembali ke masa lalu untuk membasmi musuh.
Kedua, meskipun cerita time traveling potensial jadi rumit, tapi banyak penjelasan yang disederhanakan banget. Bagi beberapa orang, plot hole ini jadi masalah. Bagi saya? Well, ini Deadpool. Deadpool dibuat untuk menertawakan segala sesuatu dan menjadikannya komedi. Justru saya bersyukur mereka menyederhanakan banyak hal, sehingga tujuan awal membuat film komedi tetap tercapai. Plot holes? Yeah, but I mean.. you gotta be kidding yourself if you expect Deadpool to have Nolan's Interstellar-level logic.
Intinya, saya bisa sependapat bahwa di beberapa bagian kecil dari plot Deadpool memang terasa lazy writing-nya. Ide cerita memang bukan sesuatu yang benar-benar fresh karena ingin mempertahankan cerita Cable sebagai time traveler. Masalah ceritanya jadi mirip "Terminator", "Looper"--dan bahkan sedikit taste dari "Hunt for the Wilder People"--menurut saya itu salah satu kesengajaan dan kekuatan 'meta' dari Deadpool yang menyadari posisinya di dunia pop culture, makanya banyak referensi yang dimainkan di dalamnya.
2. I take Deadpool's story seriously, because... IT PUT A NAIL ON MY HEART.
Meskipun 80% isi film Deadpool adalah joke, meta, dan easter eggs, Deadpool 2 ini menyuguhkan sesuatu yang tidak dimiliki film pertamanya. A BIG CHUNK OF EMOTIONS.
Spoiler ya.
Mutan muda yang diburu Cable, Russell, adalah seorang remaja yang tinggal di panti asuhan khusus mutan. Di situ Russell dan teman-temannya ternyata mengalami penyiksaan oleh Kepala Sekolah dan para petugas panti asuhan. Mereka bukannya dirawat dan dididik, tapi disiksa karena mereka mutan dan dianggap tidak layak diperlakukan baik layaknya manusia non-mutan. Di situlah Russell yang tumbuh dalam kekerasan, penderitaan dan tanpa kasih sayang jadi menyimpan kemarahan yang luar biasa dan ingin balas dendam. Itulah awal mula Russell menjadi seorang penjahat di masa depan yang membunuh keluarga Cable.
Kebetulan, Wade yang sedang merencanakan untuk punya anak dengan Vanessa ternyata harus kehilangan Vanessa yang mati dibunuh salah satu musuhnya. Deadpool harus berhadapan dengan rasa kehilangan yang luar biasa. Semua itu tetap dieksekusi dengan gaya komedi Deadpool, kemudian kita disuguhi character development yang menarik dari seorang Wade. Dia yang tadinya nggak berhasil menemukan cara untuk 'menempatkan hatinya dengan benar' setelah Vanessa meninggal, lama-lama sadar bahwa dia harus menolong Russell supaya tidak dibunuh Cable--tapi yang terpenting supaya Russell tidak memilih jalan hidup yang salah!
See? See? It's pretty touching! Kalau kalian udah liat filmnya pasti ngerti sih. Penderitaan manusia yang dibalut dengan komedi itu PENCERITAAN TERBAIK! Dan tentu saja semua itu disempurnakan oleh lagu-lagu soundtrack yang cukup menggerus.
Saya paling sedih waktu adegan Deadpool mau melindungi Russell dari peluru dan soundtrack yang dimainkan adalah "Tomorrow" dari musikal/film "Annie". Kalau kalian tau "Annie" itu nyeritain apa (iya, tentang gadis yatim piatu yang tinggal di panti asuhan), dan isi lagu "Tomorrow" itu apa...... harusnya sih NGENA banget. Kalau nggak, mungkin kalian nggak punya hati. :)))))
Lagu "Tomorrow" itu ngena banget untuk kisah Russell yang menderita dan kesepian di panti asuhan. Liriknya yang positif (tapi sebetulnya sedih) itu benar-benar kontras dengan situasi Russell yang justru sudah putus harapan dan ingin memilih jalan menjadi penjahat. Di satu sisi, kalau mau di-twist lagi, momen di mana Deadpool mengorbankan nyawa untuk menolong Russell bisa jadi menggambarkan "hari-hari yang dinantikan" Russell sudah tiba--hari di mana ada orang yang betul-betul peduli sama dia. Bahwa dia akhirnya nggak sendirian. ;______;
KENAPA DARI INFINITY WAR SAMPE DEADPOOL SELALU BIKIN SAYA MENYE
3. Joke lebih lucu, action lebih mantep, karakter lebih banyak, and..... MINDBLOWING CAMEOS!
Menurut saya jokes di Deadpool 2 makin kocak. Mungkin karena tokohnya juga tambah banyak, jadi kita mendapat lebih banyak warna, karakter, dan interaksi yang makin bervariasi, lucu, dan segar. Ada Cable dan Domino yang merupakan anggota inti X-Force (iya, di Deadpool 2 Cable belum jadi X-Force), ada para anggota X-Force yang segera jadi mantan anggota (HAHAHA), Russell yang diperankan oleh Julian Dennison yang brilian, dan tokoh-tokoh dari Deadpool 1 juga kembali meramaikan suasana.
Daaannn semoga kalian nggak melewatkan cameo di film ini ya.
Ada beberapa X-Men yang diam-diam muncul di X-Mansion: James McAvoy (Xavier), Cyclops (Tye Sheridan), Beast (Nick Hoult), Storm (harusnya sih Alex Shipp, meskipun saya kurang detail liat mukanya... dan surprisingly rambutnya panjang padahal kayaknya di Dark Phoenix rambut Storm pixie deh), Quicksilver (Evan Peters), sama Nightcrawler (Kodi Smit-McPhee).
Ada Brad Pitt yang ternyata memerankan Vanisher, salah satu anggota X-Force yang langsung almarhum.
Terus ada Alan Tudyk dan Matt Damon--yang memerankan 2 bapak-bapak random lagi ngobrolin tisu toilet. Soal yang satu ini saya cuma dapet info dari artikel ini, karena mereka berdua bener-bener undetected mukanya. Sengaja didandanin biar nggak jelas katanya.
Sooo, yes, beberapa hal di atas adalah alasan mengapa Deadpool 2 bagi saya lebih menarik--kalau tidak lebih bagus--dari Deadpool yang pertama. Lebih banyak yang bisa dirasakan dari film ini, lebih banyak tawa dan sedikit titik air mata yang meskipun sedih tapi juga menghangatkan.
Hahahha... nggak nyangka banget film teler kayak Deadpool bisa bikin saya jadi begini. Saya harap temen-temen pecinta Deadpool--yang sudah 17 tahun ke atas tentunya--juga bisa menikmati Deadpool 2 ini semaksimal saya. :)
SUPER ODDINARY

I'm almost ordinary if I'm not odd.
Popular Posts
-
Bagi kebanyakan fans franchise film X-Men dan penonton film pada umumnya, X-Men: Days of Future Past (2014) adalah film terbaik dari sem...
-
Meskipun blog ini rencananya bakal didominasi oleh review film superhero, saya ngerasa harus menyisipkan konten yang satu ini: review film I...
-
Sambil nunggu film superhero baru dirilis, saya mau coba bahas serial X-Men yang baru-baru ini selesai satu season, "The Gifted". ...
-
Akhirnya pertengahan Desember 2015 kemaren, 20th Century Fox merilis teaser trailer pertama film X-Men: Apocalypse yang akan tayang bulan ...
-
Taun 2016 bakal jadi taun bersejarah buat para penggemar film superhero/film adaptasi komik, sekaligus jadi tahun paling bokek karena s...
-
Setelah melewati beberapa fase MCU dengan berbagai macam film superhero-nya, kadang saya merasa "nggak ada yang mengejutkan lagi dari f...
-
Deadpool, Deadpool, Deadpool. *geleng-geleng kepala* Is he good? Is he bad? Satu hal yang pasti: the movie was a good comic-boo...
-
Film "Avengers: Infinity War" sudah membuktikan pengaruh besarnya sehingga mampu menggerakkan movigoers, fans Marvel, maupun fans ...
-
Postingan kali ini akan diawali dengan rasa malu karena saya udah ninggalin blog ini sejak Februari 2016, alias 1 tahun lalu. I had a go...
-
Buat para pecinta superhero Barat, khususnya film superhero besutan Marvel dan DC yang persaingannya lagi hot-hot- nya--saya yakin kehadi...
CREDIT
Icons (header and profile section) made by Smashicons from www.flaticon.com is licensed by

No comments:
Post a Comment