[REVIEW] DEADPOOL Movie (SPOILER alert!)



Deadpool, Deadpool, Deadpool. *geleng-geleng kepala*

Is he good? Is he bad?
Satu hal yang pasti: the movie was a good comic-book adaptation movie.
Yap, penting diingat bahwa "Deadpool" adalah film adaptasi buku komik.
Mungkin sebagian besar orang berpikir bahwa film adaptasi komik, apalagi komik Marvel, adalah film yang bisa dinikmati semua orang. Tapi film adaptasi buku komik tetaplah punya pangsa pasar tersendiri. Apalagi, komik "Deadpool" adalah komik Marvel yang paling "nggak biasa". Artinya, memang nggak semua orang bisa menikmati "Deadpool"--jangankan orang umum, pembaca komik aja nggak semuanya kok suka sama komik "Deadpool".

Itu sebabnya, SUDUT PANDANG itu penting ketika menilai film seperti "Deadpool".
Sebelum masuk ke detail, ini gambaran umum film "Deadpool":


-=[ REVIEW SECARA UMUM ]=-

"Deadpool" bukan film Marvel biasa.

Orang yang bukan fans Marvel sekalipun, ketika nonton film X-Men, Iron Man, Spider-Man, Batman, Captain America, dll biasanya secara umum masih bisa menikmati ceritanya karena:
1. Ceritanya rata-rata cukup "umum" (pahlawan membela kebenaran dan menyelamatkan dunia).
2. Karakter utamanya "keren" (muka ganteng & cantik, kepribadiannya baik dan "lurus").
3. Actionnya keren. 
4. Humornya ringan, gampang dipahami semua orang.

SEDANGKAN DEADPOOL...

1. Ceritanya menantang moral. Tokoh utamanya punya kekuatan super tapi nggak heroik.
2. Kelakuan tokoh utamanya ancur-ancuran dan otaknya gesrek. Muka ganteng cuma di awal film. Punya gangguan kepribadian dan mulutnya kotor. x)) *ini hujatan cinta*
3. Actionnya keren TAPI SADIS.
4. Humornya super jorok, offensive, bukan humor yang dipahami semua orang, tapi lucu. Lebih lucu lagi buat para fans, karena banyak joke yang internal banget.

Dan itulah sebabnya "Deadpool" adalah film yang SEMPURNA untuk para fans yang udah lama menunggu-nunggu film solo "Deadpool". Film ini menjawab semua kerinduan fans Deadpool. x))

Film ini juga MENARIK untuk penoton umum (non-fans) yang menyukai film-film unconventional dan nggak terganggu sama kata-kata serta adegan eksplisit.

Di satu sisi, film ini juga potensial menjadi film konyol/aneh/sadis/nggak jelas di mata penonton umum yang... well... memang nggak ditakdirkan untuk menyukai "keunikan" Deadpool. :p

Yang jelas, jangan ajak ortu atau anak di bawah umur kalo mau nonton "Deadpool", dijamin bakal kena serangan awkward moment... kecuali ortumu cool banget (I doubt it). Selain itu jagalah anak di bawah umur, belum saatnya mereka nonton film ini. Tontonan mereka cukup Ant-Man aja.


-=[ REVIEW DETAIL ]=-

Sooo, let's dig the chimichanga.

Saya termasuk fans yang memang udah menunggu-nunggu film ini, jadi mungkin saya akan sedikit bias. Tapi ya gimana lagi, seperti yang saya bilang, "Deadpool" ini film adaptasi komik yang hampir sempurna.

Untuk film "Deadpool", saya kasih nilai 7,5/10.


WHAT I REALLY LOVE ABOUT THIS MOVIE:

- Salah satu film adaptasi komik paling loyal yang pernah ada. Menyenangkan banget ngeliat Deadpool dan dunianya seolah keluar dari buku komik. Makasih banget buat sutradara Tim Miller yang memutuskan untuk membuat filmnya semirip mungkin dengan komiknya, bahkan berani membuat karakter Colossus yang beda dari film X-Men pendahulunya. Colossus di sini jauh lebih mendekati Colossus yang di komik.

- Casting yang sempurna. Nggak ada aktor lain selain Ryan Reynolds yang bisa memerankan Deadpool dengan sempurna. Tengilnya, cerewetnya, lucunya, gilanya, cara ngomongnya... RYAN IS PERFECT. THANK YOU, RYAN!!!
Pemeran yang lain juga likeable banget, tapi aktor pendukung favorit saya adalah T. J. Miller yang memerankan Weasel dan Brianna Hildebrand yang memerankan Negasonic Teenage Warhead. Mereka jadi sentuhan yang sangat menarik di film ini. Colossus juga, meskipun wujudnya CGI, tapi seneng deh denger logat Rusia-nya yang kental banget itu (pengisi suaranya Stefan Kapicic).

- Film ini sukses bikin saya NYENGIR KUDA sepanjang film dan KETAWA BERTUBI-TUBI dengan humornya yang... oke, offensive dan jorok, tapi tetep mengocok perut. Yang paling membuat fans kayak saya puas adalah joke-joke internal yang sifatnya sindiran terhadap film-film X-Men, Green Lantern, Fox Studio... selain itu, banyak easter eggs yang bertebaran dan bikin fans puas banget!
Don't know what I'm talking about? Well, mungkin karena kamu bukan fans. Tapi nggak apa-apa, coba cek situs ini: http://screenrant.com/deadpool-easter-eggs-movie/

- Koneksi dengan X-Men bener-bener diperlihatkan, dan ini membuat saya seneng banget sebagai penggemar X-Men. Yup, nggak cuma kehadiran Colossus dan Negasonic, tapi adegan di X-Mansion, pesawat Blackbird dan penyebutan beberapa karakter seperti Professor X, Scott (Cyclops) dan Beast juga kocak.
Tapi yang paling bikin saya berbunga-bunga adalah misi Colossus untuk merekrut Deadpool jadi anggota X-Men. Di akhir film juga Colossus dengan mantap bertekad menjadikan Deadpool seorang X-Man. Bagi saya ini adalah petunjuk bahwa nggak lama lagi kita akan melihat crossover Deadpool dan X-Men. This is very very exciting.

- Film "Deadpool" memang sadis, konyol, rusuh, tapi..... banyak emosi yang lumayan menggelitik hati lho. Ini yang membuat penonton bisa bersimpati sama Wade/Deadpool, terutama ketika dia berusaha menyembuhkan kankernya. Akting Ryan Reynolds juga cukup menyentuh di momen-momen keputusasaannya Wade... biar kata habis itu bikin kita kesel lagi dengan ketengilannya.
Selain itu, sejak awal Wade memang nggak pernah mengakui bahwa dirinya superhero, dia tahu dia nggak pantes disebut pahlawan. Karakter yang sangat self-aware. :)


WHAT I LESS LOVE ABOUT THIS MOVIE:

- Sebagai orang yang nggak berdomisili di Amerika, kadang saya nggak langsung paham joke-joke yang referensinya sangat Amerika. Bukan berarti joke-nya nggak lucu. Ya ibaratnya joke tentang Haji Lulung atau Taman Bunga Amarilis pasti cuma orang Indonesia yang bener-bener paham, kan? Well, we can't do anything about it, bagaimanapun juga "Deadpool" adalah film Amerika dengan target market utama orang Amerika juga. I still enjoyed 90% of the jokes, though, so no big deal. :)

- Tentu saja film "Deadpool" harus eksplisit kalo mau loyal sama komiknya. Karena sejak awal saya udah tahu kekonyolan "Deadpool", jadi saya masih sanggup nonton adegan sadisnya dengan cukup lempeng. Tapiii, sejujurnya, saya aslinya bukan penikmat gore--di film mana pun, nggak cuma di "Deadpool".

Jadi... saya setuju "Deadpool" dibikin rating R (Dewasa) lebih karena saya suka joke berbahasa eksplisit dan alur cerita yang twisted, tapi saya tetep bukan peminat adegan gore dan adegan seks yang too much (I'm a bit like Colossus, hehehe).
Padahal yang ditampilin di bioskop Indonesia itu udah banyak disensor juga lho.

Ya, in the end saya tetep hepi sih.
O ya! Setelah filmnya abis masih ada post-credit scene lho, jadi jangan langsung keluar teater ya. Kabarnya malah ada post-credit scene kedua. Tapi waktu saya nonton cuma ada satu sih.


Anyway... film "Deadpool" udah dikonfirmasi akan segera dibuat sekuelnya dan di sekuelnya nanti dipastikan akan ada Cable, mutan penjelajah waktu yang merupakan anak dari Cyclops dan klonnya Jean Grey. Ini tantangan buat Fox Studio juga sih, gimana caranya menyatukan Deadpool dengan dunia X-Men tanpa mengacaukan timeline yang udah mulai mau dibenerin.

Satu hal yang udah bikin saya bertanya-tanya adalah bagaimana Colossus akan ditampilkan di film-film X-Men berikutnya, terutama kalo mau crossover sama Deadpool. Kalo Colossus-nya sama kayak film X-Men sebelumnya (diperankan Daniel Cudmore), bakalan nggak konsisten sama Colossus yang muncul di "Deadpool" dong.  Hmm... Fox Studio needs to think these things out.

All right, I think that's all I can write for now.
Saatnya melanjutkan hidup sambil terus memantau perkembangan sekuel Deadpool dan film-film seru lainnya yang akan datang. Nantikan postingan tentang "Batman v Superman: Dawn of Justice" Maret nanti! For now, just Happy February! :)

Unknown

Just an oddinary writer.

No comments:

Post a Comment