SUPERHERO FILMS RANKING


Postingan kali ini akan diawali dengan rasa malu karena saya udah ninggalin blog ini sejak Februari 2016, alias 1 tahun lalu. I had a good reason, though. Saya fokus menyelesaikan kuliah dan kerja freelance, jadi saya sempat berhenti nge-blog meskipun nonton film-nya jalan teroooss...
Oh, and Happy New Year 2017, by the way. *daripada nggak*

Oke, kali ini, saya akan berusaha membangkitkan blog ini dari kubur dengan merapel semua film superhero setelah Deadpool (Februari 2016) sampai Maret 2017 ini. Nope, not gonna destroy my fingers into pulps by writing all those--ya kaleee nulis review lengkap semua film superhero dari setahun lalu dalam 1 blog entry. Yang akan saya lakukan adalah...

MEMBUAT RANKING FILM SUPERHERO TAHUN 2016 - MARET 2017!

YAY! *I'm clapping like a seal, by myself*
Nanggung sih, 2017-nya baru sampe Maret. Tapi saya harus mencari alasan untuk mulai menulis lagi, meski kali ini lebih ke commentary doang untuk melengkapi ranking yang saya buat. Langsung aja ya.



7th: BvS



Film yang berada dalam posisi terbawah dalam ranking buatan saya bukan berarti filmnya jelek. Tapi dalam kasus Batman vs Superman: Dawn of Justice, bisa dibilang filmnya emang nggak sebagus ekspektasi saya. Film ini bisa dibilang sangat padat, seperti berusaha memasukkan 3 storyline besar dalam 1 film: 1) perseteruan Batman & Superman, 2) kematian Superman, dan 3) setting up alias asal mula terbentuknya Justice League. Kalo cuma dibayangin kayaknya 3 plot itu HARUSNYA bikin filmnya jadi seru ya? Tapi output-nya jadi kurang rapih, pemotongan adegannya nggak smooth meski masih bisa dipahami. Dengan durasi yang udah cukup panjang pun, somehow sutradara Zack Snyder belum berhasil menggaet hati saya untuk benar-benar peduli dan empati dengan para karakternya. Saya yang tadinya excited dengan interpretasi baru karakter Lex Luthor yang diperankan Jesse Eisenberg pun jadi cukup kecewa. Tapi, nggak dipungkiri memang cukup banyak momen keren dalam film ini. Saya inget waktu nonton pertama, yang bikin saya excited justru Wonder Woman sama adegan waktu Batman menemukan data tentang Flash, Aquaman dan Cyborg. Dengan kata lain, film ini berhasil bikin saya tertarik dengan film lanjutannya (Justice League) tapi waktu nonton film ini sendiri, saya merasa output-nya di bawah ekspektasi.  

6th: Doctor Strange



Doctor Strange adalah film yang sangat enjoyable, dengan aktor dan aktris yang performanya nggak perlu diragukan lagi (Cumberbatch, Swinton, McAdams, dll). Efek CGI-nya pun luar biasa indah dipandang mata. Kalau melihat situs-situs review film seperti Rotten Tomatoes dan Metacritic, skor film ini juga tinggi. Satu-satunya alasan saya menempatkan film ini di ranking 6 adalah karena di balik performa, efek CGI dan sense of humor yang sangat enjoyable, ceritanya sebenernya standar film-film padepokan silat--terutama bagian Strange nyari ilmu dan berguru pada The Ancient One (tapi ini ilmu sihir, bukan silat). Saya jadi bertanya-tanya, kalo pemeran Doctor Strange ini bukan Benedict Cumberbatch, apa filmnya akan tetap terasa semantap ini? Jadi, sekali lagi film yang dapet ranking agak bawah bukan berarti filmnya jelek. Ranking ini bukan fixed berdasarkan skor maupun reputasi, tapi juga preferensi pribadi saya sebagai penonton awam. 


5th: Suicide Squad


Yak... sampai sini kalo kritikus film tahu saya menempatkan Suicide Squad lebih tinggi dari Doctor Strange, mungkin mereka bakal gedeg kali yaa. Well, again, ini berdasarkan preferensi pribadi. Saya akui, secara keseluruhan Doctor Strange lebih rapih alurnya dan lebih mudah dinikmati. Suicide Squad memiliki kelemahan yang mirip dengan BvS, yaitu banyaknya karakter yang mau diceritakan semua--membuat film ini jadi terkesan padat dengan pemotongan adegan yang kurang smooth. Selain itu, tokoh Joker benar-benar over-marketed. Saya sudah berekspektasi tinggi bahwa karakter Joker-nya Jared Leto ini bakal jadi villain yang keren. Eeh ternyata nongolnya aja jarang-jarang dan kehadirannya nanggung banget di film ini. Tapiiii, kenapa saya kasih ranking lebih tinggi dari Doctor Strange--karena saya suka final act-nya: lebih memainkan emosi dan meninggalkan kesan. Saya suka dinamika yang tercipta ketika sekumpulan penjahat mencoba untuk melakukan hal benar--dan saling membantu. Di situlah jadi ada character development dan relationship development seperti antara Deadshot dan Rick Flag, Deadshot dan Harley--dan saya paling suka El Diablo. Dia tokoh yang nggak disangka-sangka ternyata jadi menarik simpati. It's a chaotic film with a heart.  

4th: X-Men: Apocalypse


Sekali lagi, meskipun X-Men: Apocalypse skornya lebih jelek dari Doctor Strange tapi posisinya ada di atasnya. Well, ini sih kalo saya mau dibilang bias juga nggak apa-apa karena bukan rahasia umum kalo saya emang penggemar franchise film X-Men banget (meskipun saya berani mengakui beberapa film X-Men jadinya nggak bagus). X-Men: Apocalypse termasuk salah satu film X-Men yang banyak "khilaf"nya. Bahkan kesalahan film ini ada di level BvS dan Suicide Squad, di mana terlalu banyak karakter dan konfilk yang mau diceritakan jadi flow-nya agak nggak enak. Tapi film ini akhirnya mulai mengindahkan kemiripan visual antara live action dengan komik (meski desain Apocalypse-nya belum memuaskan, dan beberapa detail masih nggak sama dengan komik). Karakter-karakter favorit seperti Cyclops, Jean Grey, Nightcrawler dan Storm juga muncul lagi sebagai remaja--ini adalah hal yang paling saya tunggu-tunggu. Sama seperti BvS, film ini membuat saya jadi tertarik dan menantikan kelanjutannya (bisa ditebak dari adegan Jean Grey di final act, film berikutnya bakal ngangkat tentang Phoenix). Yaa kita nantikan saja kelanjutan dari Apocalypse ini sambil berharap produser dan sutradaranya sadar apa aja yang perlu diperbaiki supaya film X-Men lebih public friendly.

3rd: Deadpool

Film yang satu ini udah pernah saya review secara khusus di blog ini, dan udah cukup jelas sih kalo saya 75% suka. Nggak ada yang lebih membahagiakan selain melihat film adaptasi komik yang sangat loyal dengan komiknya, dibuat dengan passion, dan diperankan oleh aktor yang sangat mencintai dan memperjuangkan karakternya (bravo, Ryan Reynolds!). Film ini juga sebenernya bisa dibilang film percintaan (dan saya bukan penggemar berat cerita percintaan). Tapi bagi saya Deadpool sangat menarik, terutama melihat bagaimana dan sejauh apa keunikan-keunikan karakter ini bisa diangkat di film. Film ini juga udah ngasih petunjuk bahwa karakter Deadpool akan dihubungkan dengan X-Men ke depannya nanti. Sebagian besar dari kita udah bisa nebak sih ya, tapi kan belum tahu gimana tepatnya dan hasilnya nanti. Seru sih ngebayanginnya aja. :)

2nd: Captain America: Civil War


Yang ini mah favorit semua orang ya kayaknya. Kekuatan Disney Marvel adalah planning yang amat sangat matang dalam membangun cinematic universe-nya, sehingga ketika film seperti Avengers dan Civil War mengharuskan munculnya banyak karakter, penonton nggak dibuat bingung dan tetap peduli sama hampir semua karakter karena karakter-karakter itu udah kita kenal lewat film-film sebelumnya. Dan yang terpenting--konflik antara Cap dan Tony Stark di sini juga udah "nyicil" dibangun, seperti latar belakang cerita tentang Winter Soldier dan tragedi Sokovia. Cara memperkenalkan karakter baru seperti Black Panther dan Spider-Man juga enak. Satu hal yang saya suka banget dari film ini adalah betapa smooth-nya pertemuan antara konflik dan cerita yang kelam dengan humor dan action yang fun! Bukan berarti film ini nggak punya kekurangan juga sih, tapi kalo dibandingin sama film superhero lain, Civil War layak untuk naik ke ranking 2 menurut saya.

1st: Logan


OK, guys. Now this one is a masterpiece. 
Bahkan detik ini waktu saya input gambar Logan dan ngetik tulisan ini, hati saya langsung galau lagi inget filmnya. Film ini adalah film superhero yang paling nggak kayak film superhero, sekaligus film superhero yang paling memainkan emosi. Fakta bahwa ini film Wolverine terakhir buat Hugh Jackman sendiri sebenernya udah bikin hati tersayat--dan begitu ngeliat betapa dalam, pedih sekaligus indah film ini--I don't even have enough words to describe my emotions.
Film Logan memberikan ending sempurna, bermartabat, emosional dan meninggalkan kesan sangat mendalam tentang karakter Wolverine yang udah 17 tahun kita saksikan lewat layar lebar dengan Hugh Jackman sebagai pemerannya. Ini pertama kali saya nonton film yang banyak adegan kekerasan tapi nggak terlalu terganggu. And Laura/X-23 is 100% brilliant. Dafne Keen is super brilliant! Masalah timeline pun nggak terlalu saya khawatirkan karena... film ini tuh udah seindah itu. Ngapain elu malah musingin timeline? Masalah timeline masih bisa dijelaskan kok, meskipun kontinuitasnya dengan film-film X-Men lain nggak se-rigid film Disney Marvel. Saya sih nggak terlalu masalah dengan kontinuitas yang rigid selama Fox Studio bisa menyuguhkan film dengan kualitas sebagus ini.


Demikian ranking film superhero dari awal 2016 sampai awal 2017 versi Super Oddinary.

Sampai ketemu lagi di review berikutnya. Stay odd, my super friends.
  

Unknown

Just an oddinary writer.

No comments:

Post a Comment